Dewi Anumby, 19 tahun saja.


Kamu masih terlalu muda, nampak dari matamu yang innocent, berbinar lucu dan kekanakan. Dan hidup seperti apakah yang telah kamu jalani sehingga kamu menjadi salah satu dari mereka dalam usia yang begitu muda?

Teman-temanmu menangisi kepergianmu kemarin pagi. Semua temanmu yang menyayangimu sejak kedatanganmu ke shelter itu dua tahun yang lalu. Kata mereka karena kamulah yang paling lugu dan lucu, baik dan selalu tersenyum. Kamu bersama mereka ketika berat badanmu masih 28 kg, padahal usiamu 17 waktu itu. Pil-pil arv yang kau minum telah mengembalikan kekebalan tubuhmu secara perlahan, meski membuatmu jadi kegemukan. Dokter bilang kamu obesitas. Ah, tapi Kak Omi yang merawatmu di shelter mengatakan bahwa kamu sakit maag. Dan malam itu, sepulang dari Demta, kamu muntah-muntah, entah kenapa. Teman-temanmu membawamu ke rumah sakit tengah malam itu. Usiamu 19 tahun saat maut menjemputmu keesokan harinya, dan beratmu lebih dari 60 kg.

Sebagian temanmu mensyukuri kepergianmu, dan menganggap kepergianmu dalam kondisi tubuh yang bagus sebagai sebuah berkah, karena kamu tak perlu menderita lama-lama hingga maut menjemputmu kemarin pagi. Karena bagi orang-orang sepertimu, datangnya kematian dengan cepat adalah sebuah keniscayaan. Semua tinggal menunggu waktu, dengan berbagai kondisi tubuh yang menyedihkan. Dengan sebab penyakit yang bisa jadi sepele dan mudah disembuhkan seandainya kekebalan tubuh itu tetap ada.

Ah, buatku, kamu tetap terlalu muda untuk dijemput kematian. Aku menyesalinya, meski aku tahu ini takdirmu.
si Okol @ 9:17:00 PM
|

Tentang Hujan Bulan Juni
Hari itu kita ngobrol tentang Hujan Bulan Juni-nya Sapardi. Apakah engkau tahu puisi itu? Tanyaku. Ya, katamu, aku suka, aku bahkan jatuh cinta pada puisi itu sejak pertama kali membacanya. Kubilang Ya, aku juga suka. Lalu aku bercerita bahwa aku pernah datang pada sebuah forum apreasiasi puisi Sapardi di sebuah toko buku di Jakarta, dua tahun yang lalu. Tahukah engkau bahwa ada Dua Ibu yang menyanyikan puisi-puisinya Sapardi dengan lagu dan suara yang indah? Ya, Aku tahu katamu. Akupun melanjutkan ceritaku bahwa Dua Ibu itu menyanyikannya, Hujan Bulan Juni, juga puisi-puisi yang lain dengan sangat indah, di toko buku itu, lebih indah dari yang kudengar dari CD-nya. Mungkin karena aku mendengarnya secara langsung dinyanyikan dua ibu itu, Redha dan Tatyana. Ah, tentu saja, aku juga ceritakan bahwa saat itu aku bertemu dengan Sapardi, penulis puisi indah itu.

Tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan Juni,
Dirahasiakannya rintik rindunya kepada pohon berbunga itu.
Tak ada yang lebih bijak dari hujan bulan Juni,
Dihapusnya jejak-jejak kakinya yang ragu-ragu di jalan itu
Tak ada yang lebih arif dari hujan bulan Juni,
Dibiarkannya yang tak terucapkan diserap akar pohon bunga itu

Lalu, tiba-tiba saja engkau mengatakan bahwa aku seperti hujan bulan Juni. Beneran, Aku serius, kamu itu hujan bulan Juni...katamu. Entah apa yang membuatmu berpikir begitu. Mungkin kamu memang tak bermaksud apa-apa. Aku tak mau menduga-duga, meski sangat ingin tahu.

Ah, tapi aku jadi memikirkannya.

Mungkin kamu benar,
Aku memang merahasiakan rintik rinduku padamu, kepada pohon berbunga itu. Dan aku menghapuskan jejak-jejak kakiku yang memang selalu ragu melangkah kearahmu, di jalan itu. Bahkan aku membiarkan yang tak bisa kuucapkan kepadamu, diserap akar pohon berbunga itu...

Tetapi bukan karena aku setabah, sebijak atau searif hujan bulan Juni.

Pohon berbunga itu tahu mengapa aku merahasiakan rintik rinduku padamu, kepadanya. Dan jalan itu selalu paham mengapa aku selalu ragu, dan kuhapus jejak-jejak kakiku di jalan itu. Bahkan pohon itu selalu tersenyum mengerti setiap kali aku urung menyampaikan apa yang ingin kuucapkan, dan membiarkan semua diserap akarnya...

Tanyakanlah pada pohon berbunga dan jalan itu, mengapa aku tak setabah, sebijak atau searif hujan bulan Juni.
Mereka tahu. Sangat tahu.
--Buatmu, oksigen dalam setiap tarikan nafasku...
si Okol @ 5:16:00 PM
|



Tentang saya

Saya, yang senang berbagi cerita apa saja tentang hidup, yang penting maupun nggak penting

Jeprat-jepret

jalanjalan

www.flickr.com
This is a Flickr badge showing public photos from anarita_atirana. Make your own badge here.

Apa.??


Weblog Commenting and Trackback by HaloScan.com

Sampai hari ini

  • Deep sea shark oil fans club a.k.a Ritual Kelompok...
  • Satu sore bersama Carmelita..
  • I Had a Wonderful Time....
  • Dia Sahabat Hati.
  • Waktu Terasa Lamban di Keheningan Sungai Digoel
  • Yosepha Alomang
  • Mission Accomplished.
  • Menjemput Dry Gin...
  • Mancing...
  • Dewi Anumby, 19 tahun saja.
  • Arsip

  • December 2004
  • January 2005
  • February 2005
  • March 2005
  • April 2005
  • May 2005
  • June 2005
  • July 2005
  • August 2005
  • September 2005
  • November 2005
  • December 2005
  • January 2006
  • February 2006
  • March 2006
  • April 2006
  • May 2006
  • June 2006
  • July 2006
  • September 2006
  • November 2006
  • December 2006
  • January 2007
  • February 2007
  • March 2007
  • April 2007
  • May 2007
  • June 2007
  • July 2007
  • August 2007
  • September 2007
  • September 2008
  • copyright © 2006 okol,all rights reserved • designed by okke • image from gettyimages • powered by blogger