![]() |
|
Dewi Anumby, 19 tahun saja.
![]() Kamu masih terlalu muda, nampak dari matamu yang innocent, berbinar lucu dan kekanakan. Dan hidup seperti apakah yang telah kamu jalani sehingga kamu menjadi salah satu dari mereka dalam usia yang begitu muda? Teman-temanmu menangisi kepergianmu kemarin pagi. Semua temanmu yang menyayangimu sejak kedatanganmu ke shelter itu dua tahun yang lalu. Kata mereka karena kamulah yang paling lugu dan lucu, baik dan selalu tersenyum. Kamu bersama mereka ketika berat badanmu masih 28 kg, padahal usiamu 17 waktu itu. Pil-pil arv yang kau minum telah mengembalikan kekebalan tubuhmu secara perlahan, meski membuatmu jadi kegemukan. Dokter bilang kamu obesitas. Ah, tapi Kak Omi yang merawatmu di shelter mengatakan bahwa kamu sakit maag. Dan malam itu, sepulang dari Demta, kamu muntah-muntah, entah kenapa. Teman-temanmu membawamu ke rumah sakit tengah malam itu. Usiamu 19 tahun saat maut menjemputmu keesokan harinya, dan beratmu lebih dari 60 kg. Sebagian temanmu mensyukuri kepergianmu, dan menganggap kepergianmu dalam kondisi tubuh yang bagus sebagai sebuah berkah, karena kamu tak perlu menderita lama-lama hingga maut menjemputmu kemarin pagi. Karena bagi orang-orang sepertimu, datangnya kematian dengan cepat adalah sebuah keniscayaan. Semua tinggal menunggu waktu, dengan berbagai kondisi tubuh yang menyedihkan. Dengan sebab penyakit yang bisa jadi sepele dan mudah disembuhkan seandainya kekebalan tubuh itu tetap ada. Ah, buatku, kamu tetap terlalu muda untuk dijemput kematian. Aku menyesalinya, meski aku tahu ini takdirmu. si Okol @ 9:17:00 PM
|
|
Saya, yang senang berbagi cerita apa saja tentang hidup, yang penting maupun nggak penting |
copyright © 2006 okol,all rights reserved
• designed by okke
• image from gettyimages
• powered by blogger |