![]() |
|
Mati gaya.
Mati gaya. Hanya alasan itu yang mendorongku untuk menutup panca indera dan merentangkan jarak dengan nya, beberapa bulan terakhir. Kerja dan kerja, hunting foto dan sunset, hang-out dengan kopi dan berbatang-batang a mild,rame-rame makan durian di Setui, atau makan kepiting di Rex, jahilin si Ucok, si Mas Yang Aneh, dan terakhir seorang Laos yang lucu, ternyata tak mampu mengusirnya dari pikiran. Dan, sekali lagi, aku mati gaya dalam situasi ini. *gosh..i miss him so much...* Jadilah aku kirim sms ini : Hei dear. Forgive me. just don't know what to do about you. It's been so hard on me. Hope you're ok. search....klik! delivered to: bpk tangan pisang. +62815616xxxx 20-Feb-2006 23:10:21 lega. karena aku ingin mengirimkan sms itu. tanpa harapan untuk dibalas. si Okol @ 8:52:00 AM
|
Jumat yang terik. Tengah hari ini, lepas shalat jumat, ku dengar kabar bahwa banyak orang berbondong-bondong datang ke mesjid Raya Baiturrahman untuk melihat pelaksanaan hukum cambuk untuk seorang penjudi kelas teri, yang apes tertangkap saat berjudi dengan besar taruhan hanya dua ribu perak !!. Hukum cambuk yang kesekian setelah yang pertama di lakukan di Bireuen tahun lalu--dan mendapatkan liputan gila-gilaan dari media dalam dan luar negeri--dan hampir sebulan yang lalu di Banda Aceh untuk kasus pelanggaran "berkhalwat", sepasang laki-laki dan perempuan yang juga apes ketangkap basah berdua-dua-an. Apes bin sial, dan nggak punya duit, dua hal itu kukira yang bisa jadi alasan seseorang bisa tertangkap dan mendapatkan hukuman cambuk berdasarkan hukum syariah disini. Sementara buat mereka yang beruntung memiliki fasilitas yang cukup untuk menutupi apa yang mereka lakukan yang notabene melanggar syariah, bisa hidup tenang dan mungkin melanjutkan aktivitas, dengan lebih berhati-hati, supaya tidak tercium aparat syariah. Konon, kalaupun tertangkap, mereka bisa menghindarkan diri dari hukum cambuk dengan menebar rupiah kepada para aparat. Konon lho ini, dan mungkin saja terjadi..wong apa saja bisa terjadi kok di negara ini, asal punya uang dan kekuasaan...dan aku setuju apa kata pak Dawam, bahwa hukum cambuk dan razia kerudung jadinya hanya sekedar ornamen-ornamen. Hiasan di permukaan. Dan aku menolak ajakan seorang teman yang bersemangat untuk menyaksikan hukum cambuk di tengah hari siang bolong ini, dengan alasan : panas lah yaaww....!!! si Okol @ 2:26:00 PM
|
|
Saya, yang senang berbagi cerita apa saja tentang hidup, yang penting maupun nggak penting |
copyright © 2006 okol,all rights reserved
• designed by okke
• image from gettyimages
• powered by blogger |