Omelan orang Aceh tentang Tsunami
Dalam perjalanan monitoring rutin dari Banda Aceh menuju Bireuen, sopir yang membawaku kali ini mengeluarkan uneg-unegnya dengan bersemangat :

"kalo menurut pikiran saya, mengapa Aceh ini diberi tsunami oleh Allah, itu karena keberatan nama dan kesombongan. Keberatan nama karena kita berani-beraninya pake nama "Serambi Mekkah", nama tempat yang suci itu, ditambah lagi kita sombong, memaksakan diri menerapkan syariah islam, padahal itu membuat kita semua jadi sangat munafik karena sebetulnya kita tidak siap dengan syariah islam itu, disini sama saja dengan tempat lain...jadi, ku kira Allah murka sama orang aceh, maka dikirimlah tsunami ke aceh ini, supaya orang Aceh tidak sombong dan munafik lagi....begitu ku kira...kita ini sama saja dengan tempat lain, setiap hari sholat lima waktu tapi korupsi dan maksiat jalan terus....coba pikir, sedih sekali kita, sudahlah negeri ini kena tsunami, pemimpinnya, abdulah puteh itu, dipenjara pula karena korupsi"

Setengah guyon gua merespons (untuk menghargai pendapatnya...) :
"iya ya, pak...mungkin buat mereka yang sholat tapi korupsinya jalan terus sholat itu jadi penyeimbang, hari ini kotor karena korupsi bisa bersih lagi karena shalat, supaya dosanya nggak numpuk....atau bisa juga korupsi itu buat mereka memang nggak ada hubungannya dengan syariah islam, pak....he..he...gitu kali ya, Pak..?"

(on the way to Bireuen, 21-24 Juli)
si Okol @ 3:34:00 PM
|

“Starbucks” Ulee Kareng
Seorang kolega yang sedang menjalankan program “cash for work” untuk korban tsunami mengeluhkan kebiasaan orang Aceh minum kopi : pagi, menjelang siang sekitar jam 10, tengah hari, menjelang sore, dan malam hari. Saat minum kopi berarti istirahat bagi orang Aceh. Apapun yang sedang dilakukan, akan berhenti selama setengah hingga satu jam hanya untuk menikmati kopi. “mereka minum kopi mulu, kapan kerjanya yak..?”. Hmm tradisi minum kopi dan kemalasan laki-laki Aceh rupanya jadi bisa saling menjelaskan.Disadari atau nggak, gue kayaknya mulai mengadopsi kebiasaan itu…hehehe…can't help, I'm a coffeeholic, dan gue selalu diajak minum kopi oleh orang Aceh yang menjadi kolega di tempat kerja. Tidak sesering orang Aceh seperti yang dikeluhkan teman tadi, tapi hanya dua atau tiga kali dalam seminggu, saat di Banda Aceh, kami hang out di Jasa Ayah, Ulee Kareng, salah satu warung kopi yang paling banyak dikunjungi orang (iya doong , masak dikunjungi monyet…emang monyet ngopi..? heuheu…garing nya euy?). Warung kopi yang satu ini sangat terkenal karena kualitas rasanya yang lebih dibanding warung kopi yang lain, dan makin terkenal lagi setelah Tsunami. Banyak ekspat, atau “ekspat lokal” penggemar kopi macam gua yang nongkrong disini. Bisa dikatakan ini warung kopi no.1 se-nanggroeacehdarussalam, that’s why I called it “starbucks”-nya Ulee Kareng. Tidak hanya hang out n chit chat, di ‘starbucks” ini pula hal-hal penting berkaitan dengan pekerjaan bisa dilakukan, lobbying dan negosiasi partnership biasa kami lakukan dengan orang-orang dari institusi lokal di warung kopi ini. He..he…Pesanan tetap gue adalah "sanger"…yah..cappucino-nya lah…dengan catatan: sedikit susu dan sedikit gula. Karena susu yang dipakai untuk bahan campurannya adalah susu kental manis! (endomelek, rek !, yuck..!), dan gua tidak terlalu suka kopi manis, gua suka yang agak-agak pahit. Gua bisa jadi agak cerewet dalam soal gula ini. Atau gua minta sekalian tanpa gula, kalo gua nggak lupa bawa sendiri Equal, pemanis tanpa gula (yang dianjurkan untuk orang yang sedang menjalankan projek penurunan berat badan sesuai anjuran dokter, seperti gua…paham?). Kadang gua pesan kopi biasa, means black coffee, no sugar. Tidak seharum kopi Douwe Egberts yang biasa gua minum waktu di Den Haag, atau kopi Irish yang dicampur Kahlua di Black Coffibar, tapi yah, boleh lah, gua suka karena kopi aceh dari warkop ini cepat larut dan hampir tidak menyisakan ampas! Hal lain yang menarik dari warung kopi di Aceh ini buat gua adalah cara "barista"nya meracik dan menuang kopi ke gelas, dengan peralatan yang khas, dengan sebuah saringan yang terbuat dari kain yang panjang (seorang temenku bilang : itu kaos kaki..) dan sebuah cangkir alumunium yang besar dia membolak-balik menuang kopi hingga dirasakan cukup untuk dituang ke gelas, saat menuang cairan kopi ke gelas dia akan mengangkat saringannya tinggi-tinggi sehingga kucuran air jadi sangat panjang tapi tepat jatuh ke dalam gelas, ini jadi tontonan tersendiri setiap kali gua mampir di warung kopi di Aceh.
"Barrista" di Ulee Kareng
Gua enjoy nongkrong di warung kopi, karena gue nemu solusi untuk kebutuhan gue hang out sambil ngopi dan “ngudud”. Tapi satu hal lain yang gua rasakan setiap kali gua hang out disitu adalah: perasaan jadi minoritas, karena gua perempuan. Perempuan Aceh juga ngopi sih, tapi mereka jarang gua temui di warkop ini, di rumah aja, nggak nyempetin kayak gua ke warkop. Apalagi dengan kebiasaan gua yang lain: rokok. (what can I say, kopi tanpa rokok itu bak jojon tanpa kumis Hitler-nya!). Yah, ini Aceh gitu loch…perempuan aceh yang merokok di ruang publik masih sangat jarang (tau ya kalo di rumah sendiri…..), heuheu…nggak pantes….gue pernah berantem gara-gara ditegur satpam kantor gue, padahal gue ngerokok bareng dengan yang lain dan di luar kantor…dan dia lakukan itu cuma karena gua satu-satunya perempuan yang ngerokok saat itu!!. Gue agak meradang, merasa didiskriminasi, dan gua bisa jadi sangat “goreng adat” kalo udah urusan sama ketidakadilan gender seperti ini…(huahahhaha belagu, sok feminis!! Huh..!!), so gua balik damprat itu satpam sampe ketakutan…sejak itu gua suka show off, sengaja ngerokok di depannya kalo ketemu, supaya dia makin illfeel…..jelek banget adat gua, pan?Now, I’ll tell you something: loe belum ke Aceh kalo belom ngopi di Ulee Kareng, man!!, so guys, kesinilah, just call me, let’s hang out di Ulee Kareng.
si Okol @ 7:37:00 PM
|

A Sentimental Tuesday
An emotional longing suddenly crept up on me.
Someone's absence triggered feelings I never would have guessed I’m holding.

I've been keeping all the letters that I wrote to you
and each one a line or two
I'm fine baby how are you
I would send them but I know that it's just not enough
My words were cold and flat
and you deserve more than that

I miss you, you know……
si Okol @ 4:15:00 AM
|



Tentang saya

Saya, yang senang berbagi cerita apa saja tentang hidup, yang penting maupun nggak penting

Jeprat-jepret

jalanjalan

www.flickr.com
This is a Flickr badge showing public photos from anarita_atirana. Make your own badge here.

Apa.??


Weblog Commenting and Trackback by HaloScan.com

Sampai hari ini

  • Deep sea shark oil fans club a.k.a Ritual Kelompok...
  • Satu sore bersama Carmelita..
  • I Had a Wonderful Time....
  • Dia Sahabat Hati.
  • Waktu Terasa Lamban di Keheningan Sungai Digoel
  • Yosepha Alomang
  • Mission Accomplished.
  • Menjemput Dry Gin...
  • Mancing...
  • Dewi Anumby, 19 tahun saja.
  • Arsip

  • December 2004
  • January 2005
  • February 2005
  • March 2005
  • April 2005
  • May 2005
  • June 2005
  • July 2005
  • August 2005
  • September 2005
  • November 2005
  • December 2005
  • January 2006
  • February 2006
  • March 2006
  • April 2006
  • May 2006
  • June 2006
  • July 2006
  • September 2006
  • November 2006
  • December 2006
  • January 2007
  • February 2007
  • March 2007
  • April 2007
  • May 2007
  • June 2007
  • July 2007
  • August 2007
  • September 2007
  • September 2008
  • copyright © 2006 okol,all rights reserved • designed by okke • image from gettyimages • powered by blogger