Where the Money is : INGO as A Big Business
Kemarin dapet forward-an artikel di newsweek dari si Tiot. Judulnya "asik" banget (maksudnya cukup menyesakkan…)

Where the Money is,
The $1.6 trillion non-profit sector behaves (or misbehaves) more and more like big business. (http://www.msnbc.msn.com/id/9108631/site/newsweek/

Menyesakkan, karena setelah gua baca, gerundelan gua dan temen-teman disini, yang kerja buat salah satu “company” itu , setidaknya jadi terkonfirmasi. Terkait dengan cerita gua sebelumnya tentang kelakuan gerumbulan INGO di Aceh, tentang kekhawatiran gua, isi artikel tersebut makin menguatkan, bahwa lingkaran ketergantungan atau malah inter-dependency circles itu memang sedang dibangun di Aceh sini, dan menguat dengan cepat.

“A bad news, is the good news” buat para jurnalis. Disasters, seperti yang dibuat oleh Tsunami, berarti pekerjaan buat agencies “bantuan kemanusiaan”. Keduanya bermaksud baik. Sayangnya ‘bantuan kemanusiaan’ itu buat gua punya sisi yang perlu dicurigai menciptakan masyarakat yang hopeless and desperately membutuhkan “bantuan kemanusiaan” itu. Lebih celaka bila mekanisme itu secara sengaja dilestarikan, oleh para petinggi atau “CEO” dari “big company” itu. Karena nature-nya sebuah perusahaan, bukankah harus terus mendapatkan “profit” untuk memperluas wilayah kerja dan menciptakan “brand-image” yang lebih diantara sesamanya, agar dia lebih layak menjadi pengelola “dana kemanusiaan” yang lebih besar lagi……?

Diskusi informal terbatas gua dengan kolega yang punya keprihatinan sama memunculkan kesepakatan untuk memanfaatkan resources ini untuk peningkatan kapasitas NGO lokal. Tapi cita-cita ini prakteknya ternyata tidak semudah bila hanya diucapkan. Heuheuh..barangkali juga jadinya ini cuma mimpi. Karena kami hanya sebuah sekrup kecil yang tak seberapa berarti dalam struktur “company” ini. Hopeless juga lah.

Aduh, maunya nggak mikirin konstelasi global yang bikin miris dan diluar jangkauan ini …., tapi, baiklah, dalam situasi seperti ini, gua memutuskan untuk cukup merasa terhibur dengan senyum para nelayan yang bisa mendapatkan kembali mata pencahariannya, setelah perahunya yang hancur atau hilang karena tsunami mereka dapatkan kembali melalui program yang gua dan teman-teman jalankan disini. Rasanya senyum mereka lebih real, dan tidak terlalu susah ternyata untuk membuat mereka tersenyum….heuheuh…dan gua mulai addicted untuk bisa melihat senyum-senyum itu disini….(gubrakkh…kayaknya gua sudah mulai jadi bagian dari crcles itu, yak..?)
si Okol @ 12:05:00 PM
|



Tentang saya

Saya, yang senang berbagi cerita apa saja tentang hidup, yang penting maupun nggak penting

Jeprat-jepret

jalanjalan

www.flickr.com
This is a Flickr badge showing public photos from anarita_atirana. Make your own badge here.

Apa.??


Weblog Commenting and Trackback by HaloScan.com

Sampai hari ini

  • Only the Good Died First....
  • TGIF..!! (Thank's God It's Friday...!!)
  • I'm Breathing...
  • Long Lasting Change or Long Lasting Dependency?
  • What do You Think about Peace Deal...?
  • Living Lab itu bernama Aceh pasca Tsunami
  • What A Morning Spirits.....
  • It's all about your mind?
  • Pesan Seorang Aktivis Perempuan
  • Far away so close....
  • Arsip

  • December 2004
  • January 2005
  • February 2005
  • March 2005
  • April 2005
  • May 2005
  • June 2005
  • July 2005
  • August 2005
  • September 2005
  • November 2005
  • December 2005
  • January 2006
  • February 2006
  • March 2006
  • April 2006
  • May 2006
  • June 2006
  • July 2006
  • September 2006
  • November 2006
  • December 2006
  • January 2007
  • February 2007
  • March 2007
  • April 2007
  • May 2007
  • June 2007
  • July 2007
  • August 2007
  • September 2007
  • September 2008
  • copyright © 2006 okol,all rights reserved • designed by okke • image from gettyimages • powered by blogger